Sejarah Kota Cimahi

4 Comments

Sejarah kota Cimahi tidak banyak tercatat, padahal kota Cimahi punya sejarah penting bukan hanya karena Cimahi dilalui jalur “Daendels” Anyer-Panarukan tapi juga bagi dunia militer di masa kolonial.
Sebelum 1913, tempat ini bernama Cikolokot.

Perubahan nama terjadi setelah semasa pemerintahan Gubernur Jenderal van Heutsz, Bandung ditunjuk jadi tempat pemusatan tentara Hindia Belanda dan di Cikolokot dibangun tangsi besar KNIL dengan RS militer yang juga besar. Sejak itu Cimahi jadi kota militer.

Sejarah Berdirinya Kota Cimahi

Berdirinya kawasan militer di Cimahi ini tak lepas dari zaman pemerintahan Jenderal Herman Willem Daendels (1808 – 1811) yang mulai menyadari bahwa pertahanan militer di Jawa kerap menjadi masalah tersendiri bagi penguasa Belanda waktu itu. Maka, pada 1896, Cimahi dijadikan pilihan sebagai pusat militer Belanda.

Alasannya, berdasarkan geografis, Cimahi dekat dengan jalur kereta api maupun jalan raya.

Cimahi berdekatan dengan akses jalan raya dan rel yang ada di Bandung, Cikampek, Padalarang, dan arah Cianjur serta Bogor. Cimahi juga dekat dengan pangkalan militer udara di Andir, Bandung.

Konsep kota Cimahi yang dibangun sebagai pusat militer ini dapat dikatakan dilaksanakan dengan cepat.
Adalah Genie Officier Kapitein Fisher dan bawahannya, bernama Luitenant Slors membangun perumahan perwira yang terdiri atas delapan bangunan (biasa disebut “gedung delapan”).

Lantas, pelaksana pembangunan ini membangun Markas Militer Cimahi, barak/tangsi. serta bangunan lainnya. Peresmian gedung-gedung pendukung pusat militer ini diresmikan pada September 1896.

Peninggalan Fasilitas Sejarah Militer Cimahi

1 Gedung The Historich

Gedung The Historich dibangun pada tahun 1886. Dulu bernama Sociated voor Officieren – Tjimahi, terletak diantara Jl. Gatot Subroto dan Jl. Stasiun.

Bangunan ini merupkan tempat hangout-nya para perwira militer KNIL untuk acara pesta dansa, minum dan main billiard jaman dulu.

2 Jalan Sukimun

Nama Sukimun diabadikan sebagai nama jalan sebagai penghargaan atas aksi heroiknya sebagai mata-mata untuk mengawasi keberadaan pasukan Belanda di kawasan garnisun sehingga menjadi buronan yang paling dicari-cari oleh Belanda.

Di salah satu ujung jalan inilah Sukimun dibunuh oleh Belanda. Di jalan ini pula terdapat Hotel Emma Berglust.

3 Stasiun Cimahi

Sebagai daerah garnisun pada jaman Belanda, jalur kereta api digunakan sebagai sarana pengangkutan logistik militer dari Batavia ke Cimahi.

Ciri khas arsitektur bangunan Stasiun Cimahi bergaya artdeco terlihat sangat menonjol pada berbagai ornamen yang masih dipertahankan bentuk aslinya.

Pintu masuk terbuat dari kayu jati dengan ventilasi berbentuk setengah lingkaran di bagian atas pintu. Ventilasi tersebut dihiasi kaca patri berwarna kemudian ditutupi dengan teralis besi. Disamping kiri kanan pintu terdapat jendela dengan gaya serupa.

Dibangun sekitar tahun 1884 untuk kepentingan militer, Stasiun Cimahi pada awalannya memiliki 5 jalur rel namun sampai saat ini tinggal 3 rel yang masih aktif digunakan.

4 Rumah Sakit Dustira

Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, rumah sakit ini bernama Militare Hospital dengan luas tanah 14 hektar. Rumah sakit ini juga menjadi rujukan bagi tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang pada masa pendudukan Jepang (1942-1945).

Namun pada tahun 1945-1947, bangunan ini kembali dikuasai oleh Pemerintah Sipil Hindia Belanda (NICA).

 

Pada 1949, Militare Hospital diserahkan oleh militer Belanda kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diwakili oleh Letkol Dokter Kornel Singawinata.

Sejak saat itu rumah sakit ini berganti naman menjadi Rumah Sakit Territorium III dengan Letkol Dokter Kornel Singawinata sebagai kepala rumah sakit yang pertama.

Tetapi pada tanggal 19 Mei 1956 pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Territorium III/Siliwangi yang ke-10, Panglima Territorium III/Siliwangi, Kolonel Kawilarang, menetapkan nama rumah sakit ini dengan nama Rumah sakit Dustira.

Menurut dia, ini adalah wujud penghargaan terhadap jasa-jasa Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya sebagai pejuang di medan perang dan memberikan pertolongan para korban peperangan terutama untuk wilayah Padalarang.

Tetapi pada perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Dustira, bukan saja menerima pasien dari kalangan militer tapi juga masyarakat umum.

Menjelajah kota Cimahi kita melihat hampir di tiap sudut, bangunan tua, bangunan bersejarah berserakan. Termasuk Gereja St Ignatius, kerkhof (pemakaman) Leuwigajah di sini terbentang pula kuburan Belanda – Ereveld Leuwigajah).

Cimahi Kota Militer

Kota Cimahi mendapat julukan sebagai “Kota Hijau” atau “Kota Militer ” karena di kota ini banyak pusat pendidikan untuk tentara, di antaranya:

Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdikarmed)
Pusat Pendidikan Pengetahuan Militer Umum (Pusdikpengmilum)
Sekolah Pelatih Infanteri Pusat Pendidikan Infanteri (SPI Pusdikif)
Pusat Pendidikan Jasmani (Pusdikjas)
Pusat Pendidikan Peralatan (Pusdikpal)
Pusat Pendidikan Pembekalan Angkutan (Pusdikbekang)
Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom)
Pusat Pendidikan Perhubungan (Pusdikhub)

Begitupula dengan markas militer jumlahnya pun cukup banyak, seperti:

Brigif 15/Kujang II
Pussenarhanud Kodiklatad
Pussenarmed Kodiklatad
Kiban Yonzipur 3/Macan Kumbang
Kodim 0609/Cimahi
Yonarmed 4/105 Parahyangan
Tepbek Cimahi
Koramil Cimahi
Rumkit Tk. II Kesdam III/Siliwangi
Kesdim Cimahi
dan masih banyak lagi ditambah asrama militer yang jumlahnya sangat banyak.

Wisata Militer Kota Cimah

Dengan banyaknya pusat pendidikan tentara dan fasilitas kemiliteran lainnya maka sekitar 60% wilayah Kota Cimahi digunakan oleh tentara. Mungkin karena itulah, kota Cimahi juga mendapat julukan “Kota Hijau”.

Begitu kaya kota Cimahi meskipun bukan kota besar, kota Cimahi pantas untuk dijadikan Destinasi Wisata, Sekarang ini pemerintah kota Cimahi tengah memperkenalkan Kota Cimahi sebagai Kota wisata militer.

Demikianlah sekilas artikel tentang Sejarah Kota Cimahi semoga dapat menambah wawasan kita semua tentang Kota Cimahi.

Apakah Artikel ini bermanfaat ?

Rating rata-rata / 5. Vote count:

About the author 

Angi

something savvy web designer, social media addict, keep learning about SEO, beautifying things, fascinated in Kota Cimahi, Falling in love with the PKS Party. Follow me on social media and say, Salam.

  1. Thanks infonya wan….
    Yang saya tahu Cimahi kota militer, Tampa tahu sejarahnya.
    Saya bangga pernah menjadi warga Cimahi.

  2. Selamat siang pak. Untuk sejarah cimahi sebagai suatu wilayah pemukiman (bukan wilayah scr administratif), sebaiknya bapak coba telusuri ttg pendirian awalnya dari zaman Sultan Agung.
    Konon cimahi mulai dihuni & jadi pemukiman sebagai bagian dari sejarah penyerbuan Batavia oleh balatentara Mataram.
    Sebagian dari eks balatentara yg mundur kemudian memilih untuk mendirikan pemukiman di wilayah cimahi sekarang, dibandingkan kembali ke wilayah Mataram.
    Tuturan lisan turun-temurun adalah didirikan oleh Mbah Tumpang dan rekan2nya sesama eks balatentara mataram.
    Sebagian keturunan & makam2nya ada di daerah Pasar Antri & Cibabat.
    Di daerah cimahi selatan pun ada pemakaman kuno yg menurut penduduk sekitar berasal dari jaman kerajaan mataram.

    1. Ini sebuah pemikiran menarik, menelisik sejarah Cimahi sejak jaman kerajaan Mataram. Hanya saja masih sedikit litelatur tentang sejarah Kota Cimahi seperti itu. Mungkin pak syarif punya referensi ? atau punya artikel tentang sejarah cimahi ini, nanti saya posting disini.

Comments are closed.

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}
Subscribe to get the latest updates
1